Dmitry Medvedev: Rusia akan Cegah Ukraina Gabung NATO, Perang akan Berlangsung Lama

Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev mengatakan Rusia akan mencegah Ukraina bergabung dengan NATO. Selama ini, Rusia menuntut NATO agar menghormati keamanan di perbatasannya, namun Kremlin tidak bisa menahan perluasan wilayah NATO. "Rusia terancam oleh potensi Ukraina untuk bergabung dengan NATO. Kamiakan menghentikan ancaman Ukraina bergabung dengan NATO melalui satu atau cara lainnya," kata Dmitry Medvedev dalam artikel nasional Rusia di media Rossiyskaya Gazeta , Minggu (2/7/2023).

Komentar itu menentang anggapan Rusia yang disebut salah perhitungan untuk mencegah ekspansi NATO ke Ukraina, yang justru membuat Finlandia dan Swedia mengajukan keanggotaan pada NATO. "Kedua negara nordik sudah bergabung dengan aliansi (NATO)," kata Medvedev. "Padahal Rusia selalu meminta untuk tidak memperluas bagian ke bekas negara kita, terutama yang memiliki sengketa teritorial dengan kami," lanjutnya, dikutip dari RT .

Medvedev berjanji, Rusia tidak akan menghentikan perang jika masih ada ancaman Ukraina untuk bergabung dengan NATO. VIDEO Jerman Kirim Tank dan Ribuan Amunisi ke Israel, Hamas: Tak Belajar dari Masa Lalu Hamas Mengecam Niat Jerman untuk Memasok Peluru Tank kepada Israel, Jerman Siap Jadi Mitra Genosida

Kehidupan Sederhana Pelaku Carok di Madura, Kini Tolak Donasi, Keluarga Tak Mau Minta minta Profil Yann Sommer, Sosok Leader Silenzioso Inter Milan, jadi Pahlawan Gagalkan Penalti Fiorentina Bule Austria Arzum Balli Siap Ceraikan Awan Petugas PPSU Pondok Labu karena Kecanduan Judi

Ironis & Bak Lupa Sejarah, Jerman Bakal Pasok Peluru Tank Israel, Hamas: Jerman Jadi Mitra Genosida Harga HP Xiaomi Terbaru 2024:Redmi Note 13, HP Poco X6, Poco X6 Pro,Redmi 13C hingga Xiaomi 13 Ultra Kunci Jawaban PAI Kelas 8 Kurikulum Merdeka Halaman 158 161: Soal Pilihan Ganda Halaman all

"Karena anggota NATO mengatakan, suatu negara tidak dapat bergabung dengan mereka jika terlibat dalam konflik bersenjata. Konflik dengan Ukraina akan permanen karena keberadaan Rusia dipertaruhkan," kata Medvedev memperingatkan. Artikel itu merinci pandangan Medvedev tentang permusuhan di Ukraina dalam konteks konfrontasi geopolitik yang lebih luas. Dmitry Medvedev mengaku memiliki pandangan sendiri soal perang di Ukraina.

"Seseorang tidak perlu menjadi nabi untuk menyadari fase konfrontasi (di Ukraina) ini akan berlangsung selama beberapa dekade," prediksinya. Menurutnya, perlu ada keseimbangan kekuatan global, di mana Ukraina tidak memiliki pandangan anti Rusia seperti saat ini. "Tatanan dunia yang seimbang akan membutuhkan perjanjian internasional baru yang mirip dengan Undang Undang Akhir Helsinki tahun 1975 dan kemungkinan perombakan Perserikatan Bangsa Bangsa," kata Medvedev.

Perjanjian tersebut merupakan elemen kunci dari detente AS USSR (Uni Soviet), yang menguraikan komitmen para penandatangan untuk menjaga perdamaian, keamanan, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, sebelumnya mengatakan harapannya kepadaPerdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, yang berkunjung ke Kyiv pada Sabtu (1/7/2023). Ia meminta dukungan Spanyol agar Ukraina diundang ke KTT NATO dan mengharapkan keanggotaan NATO.

"Kami yakin, hari ini ada semua alasan untuk memperpanjang undangan keanggotaan NATO untuk Ukraina," kata Presiden Zelensky. Melalui wawancaranya dengan media Spanyol, El Pais, Zelensky berharap Ukraina diundang ke KTT NATO di Vilnius, Lithuania, pada 11 12 Juli 2023. "Kami ingin menerima undangan (untuk bergabung dengan NATO) di (KTT NATO di) Vilnius," katanya, dikutip dari Kantor Kepresidenan Ukraina.

Menurutnya, NATO adalah jaminan keamanan terbaik dalam menghadapi invasi Rusia. "Kami tidak punya alternatif lain," tegas Zelensky.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *