Ukraina mulai memanfaatkan rakyatnya untuk memproduksi drone sebagai upaya untuk mengejar ketertinggalan dalam hal produksi dan kreasi unmanned aerial vehicle (UAV) atau drone dari musuhnya, Rusia. Keterbatasan dalam hal dana dan sumberdaya membuat Kiev kesulitan memproduksi drone yang saat ini sangat penting dalam hal peperangan melawan tentara Vladimir Putin. Wakil PM dan Menteri Transformasi Digital Mikhail Fedorov telah memerintahkan warga Ukraina untuk melakukan kursus perakitan drone dan mempraktikkannya.
Presiden Volodymyr Zelensky telah mencanangkan untuk memproduksi sejuta drone pada 2024 ini sebagai upaya membantu pemerintah. "Ini menjadi “realistis” jika masyarakat membantu pemerintah (memproduksi drone)," ujar Fedorov menirukan komentar Zelensky. Diakuinya bahwa drone saat ini menjadi senjata utama yang mampu menjadi pengubah permainan dalam peperangan Rusia Ukraina.
Sejak pertempuran meningkat pada Februari 2022, pemerintah Kiev telah menghilangkan banyak hambatan hukum yang membatasi produksi drone dan perusahaan perusahaan di negara tersebut saat ini meningkatkan produksinya, tambah menteri tersebut. Terkini Survei Elektabilitas Capres, Pertarungan Sengit Prabowo, Anies dan Ganjar di Jakarta Banten Survei Elektabilitas Capres di Pulau Besar Indonesia, Prabowo Gibran Unggul, Bakal Satu Putaran?
Man City Bisa Dilarang Tampil di Liga Champions, Skenario Mimpi Buruk Makin Dekat, Efek Girona Muncul Seruan Salam 4 Jari di Pemilu 2024, TKN Prabowo Gibran: Bentuk Kepanikan Kedua Kubu Kunci Jawaban PKN Kelas 10 Halaman 138 Kurikulum Merdeka, Suku di Indonesia Halaman all
Gerakan Salam 4 Jari Viral Jelang Pencoblosan, Peluang Kubu Anies dan Ganjar Bersatu Lawan Prabowo Atikoh Ganjar Ajak Warga Jombang Cegah Kecurangan dan Jangan Takut Intimidasi Kunci Jawaban PAI Kelas 8 Kurikulum Merdeka Halaman 158 161: Soal Pilihan Ganda Halaman 4
"Namun siapa pun dapat membantu meningkatkan persenjataan UAV (Kendaraan Udara Tak Berawak) Ukraina dengan menyelesaikan “kursus teknik yang mengajarkan Anda cara merakit drone FPV berukuran tujuh inci di rumah,” jelas Fedorov dikutip dari Russia Today, Selasa (16/1/2024). Kursus online tersebut berupa ceramah, konferensi Zoom dengan para ahli, daftar komponen dan alat serta bahan yang harus dimiliki yang diperlukan untuk membuat UAV, serta akses ke komunitas teknik untuk mendapatkan saran dan pertanyaan. Kursus baru dimulai setiap dua minggu dan benar benar gratis, klaimnya. Fedorov memuji fakta bahwa peserta program telah merakit sekitar seratus drone, 80 persen di antaranya berfungsi dengan baik.
Kepala Perang Elektronik dan Siber di Staf Umum Ukraina, Kolonel Ivan Pavlenko, mengatakan kepada Financial Times pekan lalu bahwa “Rusia telah memproduksi begitu banyak [drone] akhir akhir ini sehingga menjadi ancaman besar” bagi pasukan Kiev. Dalam artikel yang sama, FT melaporkan bahwa Moskow juga “menjaga keunggulan” dalam hal teknologi peperangan elektronik yang bertujuan untuk mengganggu dan mengalihkan UAV musuh, sementara Kiev hanya “berusaha mengejar ketinggalan.” Mantan anggota parlemen Ukraina Igor Lutsenko, yang sekarang bertugas di militer, mengatakan kepada media Ukraina Telegraf pekan lalu bahwa Rusia meluncurkan sekitar seratus drone per hari di garis depan. Namun, dengan meningkatnya produksi di Rusia, Lutsenko memperkirakan peluncuran harian akan segera meningkat menjadi 200 atau 300.
Sedangkan bagi Ukraina, target pembuatan satu juta UAV tahun ini “dapat dicapai” namun tidak akan cukup, ia memperingatkan, karena negara tersebut sebenarnya membutuhkan dua atau tiga kali lebih banyak dari jumlah tersebut. Sejauh ini Rusia terus memproduksi dan mengembangkan drone dalam peperangannya melawan Ukraina. Sejumlah UAV Rusia antara lain Lancet dan Geran 2 sebagai pengembangan dari UAV Shahed buatan Iran terbukti berhasil menghancurkan ribuan kendaraan tempur Kiev.
Wakil Perdana Menteri Andrei Belousov mengatakan, Rusia bertekad akan menjadi produsen drone terbesar dunia. Ia menyebutkan produsen dalam negeri dapat menguasai 70 persen pasar. Rencananya, Rusia akanmemproduksi lebih dari 32.000 drone setiap tahun pada 2030 "Volume produksi tahunan pesawat tak berawak (UAV) tidak termasuk UAV pendidikan direncanakan sebesar 32.500 unit," kata Belousov kepada kantor berita Rusia TASS.
"Ini hampir tiga kali lebih tinggi dari volume produksi saat ini," imbuh dia. Moskow telah menggunakan drone Shahed buatan Iran dengan harga murah, yang dikenal di Ukraina karena suara mesinnya yang berisik. Tetapi, drone itu semakin sering melakukan serangan udara terhadap infrastruktur Ukraina. "Rusia akan membiayai proyek nasional UAV dengan dana sebesar 696 miliar rubel (Rp 118,6 triliun) pada tahun 2030," kata Belousov. Tahun lalu, Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa UAV dapat digunakan di hampir semua industri, tidak hanya di militer saja. Drone Rusia pada awalnya mampu membingungkan pertahanan udara Ukraina karena lebih sulit dideteksi dibandingkan rudal. Sementara menembak jatuh drone murah dengan rudal pertahanan udara yang mahal, bukan strategi yang hemat biaya.