Zelensky Ancam Presiden Rusia: Anak Cucu Putin Harus Diadili dan Dipenjara

Zelensky Ancam Presiden Rusia: Anak Cucu Putin Harus Diadili dan Dipenjara

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengancam seluruh keluarga Presiden Rusia, Vladimir Putin, dengan pengadilan pidana dan hukuman penjara yang lama. Ancaman itu disampaikan Zelensky lewat pidatonya saat menghadiri Forum Ekonomi Eropa di Davos, Swiss, pada Selasa (16/1/2024). Pemimpin Ukraina itu mengatakan bangsanya tidak akan memaafkan Putin, keluarga, dan pendukungnya.

“Pertama tama, rakyat Ukraina tidak akan pernah memaafkan Putin, rombongannya, semua orang yang mensponsori terorisme ini, yang merenggut nyawa kami, rakyat kami, anak anak kami," kata Zelensky. Zelensky mengatakan anak anak Ukraina yang selamat dari serangan Rusia, kini berjuang dan tumbuh di lingkungan perang. "Mereka tumbuh besar karena perang ini, dan membuat mereka kehilangan masa kanak kanaknya,” kata Zelensky, dikutip dari Unian Ukraine .

Ia mengatakan, anak dan cucu Putin akan menanggung akibat dari invasi Rusia di Ukraina, baik di dunia maupun di akhirat. "Putin tidak akan beristirahat dengan damai, baik di dunia ini maupun di akhirat. Baik anak anaknya, maupun cucu cucunya,” tambahnya. Hizbullah Balas Kematian Komandan Pasukan Radwan, Markas Komando Israel Hujan Drone Bunuh Diri

Padahal Kader PDIP Tapi Tak Dampingi Ganjar Kampanye di Makassar, Danny Pomanto : Baik Untuk Semua PSM Makassar Harap Tuah Stadion Batakan: Titik Balik ke Papan Atas! Kunci Jawaban PAI Kelas 8 Kurikulum Merdeka Halaman 158 161: Soal Pilihan Ganda Halaman 4

"Pemimpin Rusia tersebut adalah satu satunya alasan mengapa berbagai perang dan konflik terus terjadi,” lanjutnya. Zelensky menegaskan, keluarga Putin juga harus diadili di pengadilan dan dipenjara karena mendukung invasi Rusia di Ukraina. “Ya, kami bukan teroris, sehingga ini akan menjadi persidangan pidana, yang setelahnya Putin dan seluruh keluarganya akan menghabiskan liburan panjang bertahun tahun di balik jeruji besi," tambahnya, dikutip dari Interfax .

Menurut Zelensky, Putin adalah orang yang harus bertanggung jawab atas invasi Rusia yang mungkin akan meluas. “Harus ada tanggung jawab, karena setelah teror ini, akan ada pengulangan lainnya, otokrasi, agresi. Jadi, itu mungkin terjadi, jika tidak ada konsekuensinya,” kata Zelensky. Penyebutan cucu Putin oleh Zelensky terjadi hanya sehari setelah Anne Applebaum, jurnalis Amerika Serikat (AS) dan istri Menteri Luar Negeri Polandia, Radek Sikorski, mengklaim Presiden Rusia memiliki cucu berkewarganegaraan Belanda.

Sumbernya adalah rekan Alexei Navalny, seorang blogger Rusia yang dipenjara karena mengorganisir demonstrasi anti pemerintah. Presiden Rusia ini menikah dari tahun 1983 hingga 2013 dan memiliki dua anak perempuan, yang tidak menjadi sorotan media. Mantan istrinya, Lyudmila Ocheretnaya, dijatuhi sanksi oleh Inggris pada 2022.

Upaya Target Sejuta UAV Untuk Kejar Ketertinggalan dari Rusia, Ukraina Wajibkan Warganya Rakit Drone

Upaya Target Sejuta UAV Untuk Kejar Ketertinggalan dari Rusia, Ukraina Wajibkan Warganya Rakit Drone

Ukraina mulai memanfaatkan rakyatnya untuk memproduksi drone sebagai upaya untuk mengejar ketertinggalan dalam hal produksi dan kreasi unmanned aerial vehicle (UAV) atau drone dari musuhnya, Rusia. Keterbatasan dalam hal dana dan sumberdaya membuat Kiev kesulitan memproduksi drone yang saat ini sangat penting dalam hal peperangan melawan tentara Vladimir Putin. Wakil PM dan Menteri Transformasi Digital Mikhail Fedorov telah memerintahkan warga Ukraina untuk melakukan kursus perakitan drone dan mempraktikkannya.

Presiden Volodymyr Zelensky telah mencanangkan untuk memproduksi sejuta drone pada 2024 ini sebagai upaya membantu pemerintah. "Ini menjadi “realistis” jika masyarakat membantu pemerintah (memproduksi drone)," ujar Fedorov menirukan komentar Zelensky. Diakuinya bahwa drone saat ini menjadi senjata utama yang mampu menjadi pengubah permainan dalam peperangan Rusia Ukraina.

Sejak pertempuran meningkat pada Februari 2022, pemerintah Kiev telah menghilangkan banyak hambatan hukum yang membatasi produksi drone dan perusahaan perusahaan di negara tersebut saat ini meningkatkan produksinya, tambah menteri tersebut. Terkini Survei Elektabilitas Capres, Pertarungan Sengit Prabowo, Anies dan Ganjar di Jakarta Banten Survei Elektabilitas Capres di Pulau Besar Indonesia, Prabowo Gibran Unggul, Bakal Satu Putaran?

Man City Bisa Dilarang Tampil di Liga Champions, Skenario Mimpi Buruk Makin Dekat, Efek Girona Muncul Seruan Salam 4 Jari di Pemilu 2024, TKN Prabowo Gibran: Bentuk Kepanikan Kedua Kubu Kunci Jawaban PKN Kelas 10 Halaman 138 Kurikulum Merdeka, Suku di Indonesia Halaman all

Gerakan Salam 4 Jari Viral Jelang Pencoblosan, Peluang Kubu Anies dan Ganjar Bersatu Lawan Prabowo Atikoh Ganjar Ajak Warga Jombang Cegah Kecurangan dan Jangan Takut Intimidasi Kunci Jawaban PAI Kelas 8 Kurikulum Merdeka Halaman 158 161: Soal Pilihan Ganda Halaman 4

"Namun siapa pun dapat membantu meningkatkan persenjataan UAV (Kendaraan Udara Tak Berawak) Ukraina dengan menyelesaikan “kursus teknik yang mengajarkan Anda cara merakit drone FPV berukuran tujuh inci di rumah,” jelas Fedorov dikutip dari Russia Today, Selasa (16/1/2024). Kursus online tersebut berupa ceramah, konferensi Zoom dengan para ahli, daftar komponen dan alat serta bahan yang harus dimiliki yang diperlukan untuk membuat UAV, serta akses ke komunitas teknik untuk mendapatkan saran dan pertanyaan. Kursus baru dimulai setiap dua minggu dan benar benar gratis, klaimnya. Fedorov memuji fakta bahwa peserta program telah merakit sekitar seratus drone, 80 persen di antaranya berfungsi dengan baik.

Kepala Perang Elektronik dan Siber di Staf Umum Ukraina, Kolonel Ivan Pavlenko, mengatakan kepada Financial Times pekan lalu bahwa “Rusia telah memproduksi begitu banyak [drone] akhir akhir ini sehingga menjadi ancaman besar” bagi pasukan Kiev. Dalam artikel yang sama, FT melaporkan bahwa Moskow juga “menjaga keunggulan” dalam hal teknologi peperangan elektronik yang bertujuan untuk mengganggu dan mengalihkan UAV musuh, sementara Kiev hanya “berusaha mengejar ketinggalan.” Mantan anggota parlemen Ukraina Igor Lutsenko, yang sekarang bertugas di militer, mengatakan kepada media Ukraina Telegraf pekan lalu bahwa Rusia meluncurkan sekitar seratus drone per hari di garis depan. Namun, dengan meningkatnya produksi di Rusia, Lutsenko memperkirakan peluncuran harian akan segera meningkat menjadi 200 atau 300.

Sedangkan bagi Ukraina, target pembuatan satu juta UAV tahun ini “dapat dicapai” namun tidak akan cukup, ia memperingatkan, karena negara tersebut sebenarnya membutuhkan dua atau tiga kali lebih banyak dari jumlah tersebut. Sejauh ini Rusia terus memproduksi dan mengembangkan drone dalam peperangannya melawan Ukraina. Sejumlah UAV Rusia antara lain Lancet dan Geran 2 sebagai pengembangan dari UAV Shahed buatan Iran terbukti berhasil menghancurkan ribuan kendaraan tempur Kiev.

Wakil Perdana Menteri Andrei Belousov mengatakan, Rusia bertekad akan menjadi produsen drone terbesar dunia. Ia menyebutkan produsen dalam negeri dapat menguasai 70 persen pasar. Rencananya, Rusia akanmemproduksi lebih dari 32.000 drone setiap tahun pada 2030 "Volume produksi tahunan pesawat tak berawak (UAV) tidak termasuk UAV pendidikan direncanakan sebesar 32.500 unit," kata Belousov kepada kantor berita Rusia TASS.

"Ini hampir tiga kali lebih tinggi dari volume produksi saat ini," imbuh dia. Moskow telah menggunakan drone Shahed buatan Iran dengan harga murah, yang dikenal di Ukraina karena suara mesinnya yang berisik. Tetapi, drone itu semakin sering melakukan serangan udara terhadap infrastruktur Ukraina. "Rusia akan membiayai proyek nasional UAV dengan dana sebesar 696 miliar rubel (Rp 118,6 triliun) pada tahun 2030," kata Belousov. Tahun lalu, Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa UAV dapat digunakan di hampir semua industri, tidak hanya di militer saja. Drone Rusia pada awalnya mampu membingungkan pertahanan udara Ukraina karena lebih sulit dideteksi dibandingkan rudal. Sementara menembak jatuh drone murah dengan rudal pertahanan udara yang mahal, bukan strategi yang hemat biaya.

Ukraina Klaim Rudal Patriotnya Hancurkan Tiga Jet Tempur SU-34 Rusia di Kherson

Ukraina Klaim Rudal Patriotnya Hancurkan Tiga Jet Tempur SU-34 Rusia di Kherson

Presiden Volodymyr Zelensky dan para pejabat militer Ukraina mengatakan pasukannya telah menembak jatuh tiga pesawat pembom tempur Su 34 Rusia di wilayah Kherson pada Jumat (22/12/2023). Para analis memperkirakan militer Ukraina menggunakan rudal Patriot yang dipasok Amerika Serikat (AS) untuk melumpuhkan pesawat pengebom tempur Su 34 Rusia. “Militer kami telah berhasil menembak jatuh tiga pesawat pengebom tempur Su 34 Rusia!,” ujar Mykola Oleshchuk, Komandan Angkatan Udara Ukraina.

Sementara itu, pakar penerbangan Ukraina Valeriy Romanenko merasa yakin bahwa rudal Patriot kemungkinan besar dapat menjatuhkan jet tempur Rusia lainnya. "Ini adalah situasi di mana Rusia menjatuhkan hingga 100 bom di selatan. Tiga di antaranya terbang bersama dan tertangkap. Mereka tidak memperhitungkan bahwa Patriot memiliki jangkauan 160 km untuk target aerodinamis," kata Romanenko. Hingga saat ini, banyak pihak menilai keberhasilan Ukraina semakin berkurang sejak pasukannya memperoleh keuntungan besar setahun yang lalu dalam merebut kembali wilayah yang dikuasai Rusia di timur laut dan selatan.

Hasil Survei Capres 2024 Berubah, Intip Elektabilitas Terbaru Anies, Prabowo, Ganjar Jelang Pilpres Hasil Survei Elektabilitas Capres Terbaru, Surya Paloh Buka Bukaan Soal Peluang Anies Cak Imin Kunci Jawaban Post Test Modul 2 Topik Merancang Pembelajaran SMK, Pak Anto Seorang Guru IPA Kelas 6

Hasil Survei Elektabilitas Capres 2024 di 4 Lembaga: Anies, Prabowo dan Ganjar, Siapa Terkuat? Bule Austria Arzum Balli Siap Ceraikan Awan Petugas PPSU Pondok Labu karena Kecanduan Judi Andai Prabowo Gibran Menang, Ganjar Mahfud hingga Anies Cak Imin Bakal Diajak Rekonsiliasi

Jawaban Modul 2, Berikut Peran Media Ajar Dalam Proses Pembelajaran Berpusat Pada Murid Kecuali? Dapat Upah Rp5000, Mbah Semi Utang Beras Demi Makan, Dinsos Sebut Hidupnya %27Sangat Tidak Kekurangan%27 Halaman 4 Serangan balasan yang diluncurkan di wilayah timur dan selatan pada Juni lalu hanya mempunyai kemajuan yang terbatas.

Hal itu sejalan dengan pernyataan Zelensky yang mengakui kemajuan yang dicapai negaranya dalam perang dengan Rusia lebih lambat dari yang diharapkan. Meski begitu, ia menepis pernyataan panglima militer, Jenderal Valeriy Zaluzhnyi, bahwa perang telah memasuki fase "gesekan" yang memerlukan perubahan taktik.

Misil Ukraina Dibalas Rudal Rusia, Gedung Dinas Keamanan SBU Meledak Kena Hantam Roket

Misil Ukraina Dibalas Rudal Rusia, Gedung Dinas Keamanan SBU Meledak Kena Hantam Roket

Misil Ukraina Dibalas Rudal Rusia, Gedung Dinas Keamanan SBU Meledak Kena Hantam Roket Setidaknya sembilan orang terluka termasuk dua anak setelah peluru kendali (rudal) menghantam dua bangunan di kota Dnipro, Ukraina timur. Laporan BBC mengkonfirmasi, lantai atas blok perumahan besar (mirip apartemen) nyaris hancur total dalam serangan pada Jumat (28/7/2023) malam.

Selain gedung pemukiman, sebuah gedung lain milik dinas keamanan Ukraina (Sluzhba bezpeky Ukrainy/SBU) juga dihantam misil, kata Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. Dia menyebut ledakan ini merupakan "teror rudal Rusia". Zelensky mengunggah sebuah video di Telegram yang menunjukkan asap mengepul dari bangunan yang rusak dan kebakaran di permukaan jalan.

Dia mengatakan, telah mengadakan pertemuan darurat dengan SBU, kementerian dalam negeri, instansi layanan darurat, dan pejabat lokal setelah insiden tersebut. Ramalan Shio Minggu Ini 22 28 Januari 2024: Shio Anjing Shio Kambing Shio Kelinci Sukses Besar Halaman 4 Misil Ukraina Dibalas Rudal Rusia, Gedung Dinas Keamanan SBU Meledak Kena Hantam Roket

Bu Kades Ngamuk Ayam Rp4,5 Juta Dicuri, Mbah Suyatno Tempuh Jalur Hukum: Diberi Rp1 M Pun Tak Kuakui Halaman 4 Kepala daerah Dnipro, Serhiy Lysak mengatakan, dua anak, berusia 14 dan 17 tahun, termasuk di antara yang terluka. Dia menambahkan, mereka dirawat di rumah.

"Tidak ada korban jiwa dari serangan yang terjadi pada pukul 20:30 waktu setempat (17:30 GMT)," kata Lysak. Menurut Walikota Dnipro Borys Filatov, serangan ini adalah yang kali ketiga gedung SBU menjadi sasaran Rusia. "Kedua bangunan yang dihantam rudal pada serangan Jumat malam, sebagian besar kosong," katanya.

Dia menambahkan bahwa bangunan tempat tinggal baru saja selesai dan unit sedang disiapkan untuk dijual. Serangan Rudal di Ukraina itu terjadi setelah Rusia mengonfirmasi pada hari Jumat kalau pihak mereka telah mencegat dua rudal Ukraina di wilayah Rostov selatan, yang berbatasan dengan Ukraina. Moskow mengatakan, 15 orang terluka oleh puing puing yang jatuh di kota pelabuhan di bagian selatan, Taganrog.

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan rudal S 200 pertama ditarget ke "infrastruktur perumahan" di kota berpenduduk sekitar 250.000 orang tersebut. Tak lama setelah itu, dikatakan jatuh rudal S 200 kedua di dekat kota Azov, dengan puing puing jatuh di daerah yang tidak berpenghuni. Gubernur wilayah Rostov Vasily Golubev mengatakan 15 orang menderita "luka ringan" akibat pecahan dalam ledakan di dekat kafe "Chekhov Park" di pusat Taganrog.

Taganrog terletak di pesisir Laut Azov dan sekitar 25 mil (40 km) dari perbatasan dengan Ukraina. Kota ini juga berada di jalan menuju kota pelabuhan Mariupol, kota pelabuhan strategis yang hancur akibat penembakan Rusia.