Toyota Tingkatkan Target Ekspor Mobil Hybrid Jadi Dua Kali Lipat pada 2024

Pabrikan mobil Toyota di Indonesia, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) membidik peningkatan ekspor untuk lini segmen elektrifikasi. Perseroan tahun 2024 menargetkan ekspor khusus mobil hybrid meningkat menjadi 20.000 unit, usai tahun lalu pengapalan segmen ini berhasil mencapai 10.000 unit. Wakil Presiden Direktur TMMIN Bob Azam, menyampaikan peningkatan target ekspor mobil hybrid sesuai dengan tren pasar saat ini.

"Tahun ini kita punya target double. Kalau tahun lalu kita ekspor 10.000 unit, di tahun ini kita ingin 20.000 unit. Kita lihat kecenderungannya akan kesana, sebab banyak negara memerlukan kendaraan yang lebih efisien dan emisinya lebih rendah," tutur Bob Azam, Rabu (10/1/2024). Sesuai dengan peningkatan itu, Toyota akan menambah negara tujuan ekspor dan tentu meningkatkan volume pengiriman. "Rencananya kita akan tambah negara tujuan ekspor dan volumenya bertambah. Jadi sebenarnya permintaan cukup tinggi, tetapi kemampuan suplai kita hanya 20.000 unit. Jadi lebih di drive oleh suplainya," jelasnya.

Ungkap Perasaan Pasca CSB Ditangkap, Jessica Iskandar Kenang Momen Sulit Ditipu Rekan Bisnis Penjelasan Polisi Soal Pengemudi Mini Cooper Adang Bus TransJakarta di Jakut: Ribut Saling Senggol Toyota Tingkatkan Target Ekspor Mobil Hybrid Jadi Dua Kali Lipat pada 2024

Tahun 2024, Target Sertifikat Tanah Program PTSL di Majalengka Meningkat Dua Kali Lipat Kunci Jawaban Post Test Modul 1 Merdeka Belajar Mengenali dan Memahami Diri Sendiri Sebagai Pendidik Halaman 4 Bangkapos.com Emak emak Pengendara Mini Cooper Ngamuk Adang Bus Transjakarta, Polisi Ungkap Kronologi & Ending

Pemesanan Mobil Listrik Wuling di Medan Meningkat Hingga Dua kali Lipat Sepanjang Tahun 2023 Kunci Jawaban PAI Kelas 8 Kurikulum Merdeka Halaman 158 161: Soal Pilihan Ganda Halaman all Bob mengingatkan, ke depan suplai chain akan menjadi hal penting dalam industri otomotif, terutama model model kendaraan elektrifikasi.

Jika produksi mobil Internal Combustion Engine (ICE) suplai chain melibatkan 30 negara, berbeda dengan kendaraan ramah lingkungan. "Jangan lupa, elektrifikasi kedepannya akan ditentukan suplai chain. Kalau ICE hampir 30 negara yang bisa membuat komponen, tapi kalau elektrifikasi hanya 8 negara yang bisa membuat baterai, mobil dan teknologinya. Jadi lebih sedikit. Ini yang harus kita pahami bareng bareng, bahwa suplai chain menentukan," terang Bob Azam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *